1.
Pengertian Sintaksis
Kata
sintaksis berasaldari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein ‘menempatkan’.
Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.[8] Sintaksis adalah tata
bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan[9]. Sama halnya dengan
morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam
kata.Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan
kalimat. Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam
bentuk kalimat.
Ramlan (1981:1) mengatakan: “Sintaksis
ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana,
kalimat, klausa, dan frase .”.
2.
Kata sebagai Satuan Sintaksis
Dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkial
menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frase. Maka
di sini, kata, hanya dibicarakan sebgai satuan terkecil dalam sintaksis, yaitu
dalam hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan yang lebih besar, yaitu
frase, klausa, dan kalimat Dalam pembicaraan kata sebagai pengisi satuan
sintaksis, pertama-tama harus kita bedakan dulu adanya dua macam kata, yaitu
yang disebut kata penuh (fullword) dan kata tugas (funcionword). Yang
merupakan kata penuh adalah kata-kata yang termasuk kategori nomina, ajektifa,
adverbia, dan numeralia. Sedangkan yang termasuk kata tugas adalah kata-kata
yang yang berkategori preposisi dan konjungsi.[10]
3.
Frase
a.
Pengertian Frase
Frase lazim
didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi satah satu
fungsi sintaksis di dalam kalimat.[11]
Frase tidak memiliki makna baru,
melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal bedanya dengan kata majemuk
yaitu kata majemuk sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki
satu makna.
b. Jenis
Frase
1)
Frase Eksostentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang
komponen komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan
keseluruhannya. Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari komponen di dan
komponen pasar. Frase eksosentirk biasanya dibedakan atas frase eksosentrik
yang direktif dan frase eksosentrik yang nondirektif.
2)
Frase Endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang
salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama
dengan keseluruhannya. Misalnya, sedang komponen keduanya yaitu membaca dapat
menggantikan kedudukan frase tersebut.
3)
Frase Koordinatif
Frase koordinatif adalah frase yang
komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan
sederajat dan secara potensial dapat dihubungkan oleh kunjungsi koordinatif.
4)
Frase Apositif
Frase apositif adalah frase koordinatif
yang kedua k komponenanya saling merujuk sesamanya, dan oleh karena itu urutan
komponennya dapat dipertukarkan.
4.
Klausa
a.
Pengertian Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa
runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu
ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan
yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan.
Badudu (1976 : 10) mengatakan bahwa klausa adalah “sebuah kalimat yang
merupakan bagian daripada kalimat yang lebih besar.”
Sebuah konstruksi disebut kalimat kalau
kepada konstruksi itu diberikan intonasi final atau intonasi kalimat. Jadi,
konstruksi nenek mandi baru dapat disebut kalimat kalau kepadanya diberi
intonasi final kalau belum maka masih berstatus klausa.Tempat klausa adalah di
dalam kalimat.
b.
Jenis Klausa[12]
Berdasarkan strukturnya dapat dibedakan adanya klausa bebas dan klausa
terikat. Klausa bebas dalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap,
sekurang-kurangnya mempunyai subyek dan predikat, dan karena itu mempunyai
potensi untuk menjadi kalimat mayor. Klausa terikat memiliki struktur yang
tidak lengkap.
Berdasarkan kategori unsur segmental
yang menjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal,
klausa ajektival, klausa adverbial dan klausa preposisional. Dengan adanya
berbagai tipe verba, maka dikenal adanya klausa transitif, klausa intransitif,
klausa refleksif dan klausa resprokal.
Klausa
ajektival adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektiva, baik berupa kata
maupun frase. Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbial.
Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frase berkategori.
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase
numerila. Klausa berupasat adalah klausa yang subjeknya terikat didalam
predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nomina yang juga
berlaku sebagai subjek