KONJUNGSI
BAHASA INDONESIA
A. Konjungsi
dalam Bahasa Indonesia

B. Jenis-jenis
Konjungsi
Chaer (2009: 82)
berpendapat bahwa ditinjau dari kedudukan konstituen yang duhubungkan,
dibedakan adanya konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi
koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang
kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang
menghubungkan menyatakan. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada
konstituen atasan dan ada konstituen bawahan. Konjungsi subordinatif ini
dibedakan lagi atas konjungsi yang menyatakan. Aturan penggunaan konjungsi itu
adalah sebagai berikut:
1. Konjungsi
Penjumlahan
Konjungsi Penjumlahan adalah
konjungsi yang menghubungkan menjumlahkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah
konjungsi dan, serta, dan dengan. Aturan penggunaannya adalah
sebagai berikut:
1).
Konjungsi dan di gunakan untuk menyatakan “hubungan penjumlahan”
1)
Di antara dua kata berkategori
nomina.
Contoh:
· Ibu dan Ayah pergi ke pasar
· Nenek mambeli gula dan
kopi
2)
Diantara dua buah kata berkategori
verba.
Contoh:
· Mereka makan dan minum di kelas
· Ibu mencuci dan menyetrika
pakaian kami
3)
Diantara dua kata berkategori
adjektiva yang tidak bertentangan.
Contoh:
·
Anak itu rajin dan pandai
·
Rumah itu besar dan indah
Bila kedua kata berkategori
adjektiva yang dihubungkan dengan konjungsi dan itu sifatnya bertentangan, maka
tidak mungkin menduduki fungsi predikat. Jadi konstruksi “Anak itu rajin dan
malas“ tidak berterima; tetapi bila menduduki fungsi subjek berterima. Simak
kontruksi berikut:
· Kaya dan miskin di
depan Tuhan sama saja
· Tua dan muda boleh
datang, asal membayar
4)
Diantara dua buah klausa dalam
kalimat majemuk koordinatif.
Contoh:
·
Nenek bermain gitar dan kakek meniup klarinet
·
Dika belajar bahasa Inggris dan Nita belajar bahasa Jepang
Catatan:
(1)
Bila yang digabungkan lebih dari dua
buah kata, maka konjungsi dan hanya
ditempatkan diantara dua kata yang terakhir.
Contoh:
· Ibu, ayah, dan kakak pergi ke Bogor
· Ibu kepasar membeli beras, minyak, gula, dan kopi
(2)
Bila klausa-klausa yang digabungkan
dari dua buah, maka konjungsi dan
hanya ditempatkan diantara dua kalusa yang terakhir.
(3)
Contoh:
· Ali pergi ke Yogyakarta, Adi pergi ke Malang, dan Ida pergi ke Surabaya
· Kami belajar di ruang dalam, ibu memasak di dapur, dan adik-adik bermain di halaman
(4)
Konjungsi dan tidak dapat digunakan
pada awal kalimat.
(5)
Contoh:
·
Dan
ibu ayah pergi ke pasar
·
Dan adik belajar bahasa Inggris
b.
Konjungsi serta digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan.
c.
Konjungsi dengan dinyatakan untuk menyatakan “hubungan penjumlahan” digunakan
diantara dua buah kata berkategori nomina pengisi fungsi subjek. Contoh:
· Ibu dengan ayah
pergi ke pasar
·
Guru dengan murid berada di kelas
Catatan:
(1)
Sebaiknya kata dengan sebagai konjungsi diganti dengan konjungsi dan.
(2)
Kata dengan lebih berstatus sebagai preposisi daripada sebagai
konjungsi.
2. Konjungsi
Pemilihan
Konjungsi pemilihan adalah konjungsi
yang memnghubungkan memilih salah satu konstituen yang dihubungkan. Yang
termasuk konjungsi ini hanyalah kata atau.
Konjungsi atau digunakan:
1)
Di antara dua buah kata berkategori
nomina atau dua buah frase nominal. Contoh:
·
Nama gadis itu Siti atau Ami?
·
Adi atau Ahmad yang
kamu cari?
·
Sarjana teknik atau sarjana sastra sama pentingnya dalam pembangunan
2)
Di antara dua buah kata berkategori
verba. Contoh:
·
Jangan menegur atau mengajak
bicara anak-anak nakal itu!
·
Silahkan bertanya atau berkomentar!
· Dalam peperangan tak ada pilihan lain, membunuh atau terbunuh!
3)
Di antara dua buah kata berkategori
ajektifa yang maknanya berlawanan. Contoh:
·
Mahal atau murah akan kubeli rumah itu
·
Banyak atau sedikit tidak masalah, yang penting barangnya ada
·
Dicari tenaga kerja terampil, pria atau wanita
4)
Di antara dua kata berkategori verba
atau adjektiva dengan bentuk ingkarnya. Contoh:
·
Kamu bisa datang atau tidak, bukanlah urusanku
·
Jujur atau tidak mereka itu, saya tidak tahu
5)
Di antara dua buah klausa dalam
kalimat mejemuk koordinatif.
Contoh:
·
Sebaiknya kita berangkat sekarang atau kita tunggu dulu kedatangan beliau
·
Aku yang datang kerumahmu, atau kamu yang datang kerumahku?
Catatan :
Kalau yang dipilih terdiri lebih
dari dua unsur, maka konjungsi atau ditempatkan
di muka unsur terakhir. Contoh:
·
Nama anak itu Rita, Nita, atau Lita?
·
Kamu datang mau membayar utang, mau
mengejek, atau mau berkelahi?
3.
Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah
konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan. Yang termasuk konjungsi ini
adalah kata tetapi, namun, sedangkan,
dan sebaliknya. Adapun penggunaannya
adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi tetapi untuk menyatakan “hubungan mempertentangkan” digunakan:
1)
Di antara dua buah kata berkategori
ajektifa yang berkontras di dalam sebuah klausa. Contoh:
· Dia memang bodoh tetapi
rajin
· Anak itu memang cerdas tetapi
malas
2)
Di antara dua buah klausa yang
subjeknya bukan identitas yang sama, sedangkan predikatnya adalah dua
buah kata berkategori ajektifa yang berkontras. Contoh:
· Pak Lurah kita memang tegas tetapi hatinya baik
· Beliau sungguh kaya tetapi
pelitnya bukan main
3)
Di antara dua buah klausa yang
subjeknya bukan identitas yang sama; sedangkan predikatnya berupa dua buah kata
berkategori ajektifa yang bertentangan. Contoh:
· Kakaknya pandai tetapi
adiknya bodoh sekali
· Rumahku jauh dari kampus tetapi
rumah beliau disebelah kampus
4)
Di antara dua buah klausa, yang
klausa pertama berisi pernayataan, sedangkan klausa kedua berisi pengingkaran
dengan adverbia tidak. Contoh:
· Ida
sebenarnya ingin melanjutkan sekolah tetapi
orang tuanya tidak mampu lagi
membiayainya
· Saya
memang hadir disana tetapi tidak melihat hal-hal yang mencurigakan
5) Di antara dua buah klausa
yang klausa pertamanya berisi pengingkaran dengan adverbia bukan dan kalusa
keduanya berisi pernyataan yang membetulkan isi klausa pertama. Contoh:
· Mereka datang bukan untuk menolong tetapi untuk menonton
· Almarhum bukan mati karena gantung diri tetapi karena digantung orang.
Catatan:
(1)
Konjungsi tetapi pada penggunaan (5) sebaiknya diganti dengan konjungsi melainkan
(2)
Konjungsi tetapi tidak boleh digunakan pada awal kalimat, atau sebagai
konjungsi antar kalimat. Simak:
· Saya ingin terus belajar. *Tetapi ayah menyuruh saya bekerja (seharusnya: Saya ingin terus
belajar, tetapi ayah menyuruh saya bekerja)
· Ibu
mengizinkian saya pergi kesana. *Tetapi
ayah melarang (seharusnya: Ibu mengizinkan saya pergi ke sana, tetapi ayah
melarang)
b.
Konjungsi namun digunakan untuk menyatakan “hubungan mempertentangkan”
digunakan diantara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya
berisi peryataan; dan kalimat kedua berisi peryataan yang kontras dengan
kalimat pertama. Contoh:
· Sejak kecil anak itu kami asuh, kami didik,dan kami
sekolahkan, Namun, setelah dewasa dan
jadi orang besar dia lupa kepada kami.
· Sehabis lebaran kantor-kantor pemerintah masih sepi.
Pegawai-pegawai cuma duduk –duduk, mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka berada di tempat sampai
jam kantor usai.
Catatan:
(1)
Konjungsi namun sebenarnya sama fungsinya dengan konjungsi tetapi. Bedanya kalau konjungsi tetapi
adalah konjungsi antar klausa, sedangkan konjungsi namun adalah konjungsi antar kalimat.
(2)
Konjungsi namun, untuk lebih menegaskan, dapat diikuti kata begitu atau
demikian. Contoh :
· Sejak
kecil dia kami rawat dan kali sekolahkan. Namun
begitu, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.
· Anak itu memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya baik dan suka
menolong.
c.
Konjungsi sedangkan untuk menyatakan “pertentangan” digunakan di antara
dua buah klausa dalam satu kalimat. Contoh:
· Dua orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan seorang temannya menunggu di luar
· Sebuah
bus Trans Jakarta meluncur dengan cepat di jalurnya, sedangkan kendaraan lain terjebak dalam kemacetan luar biasa.
d.
Konjungsi sebaliknya digunakan untuk menyatakan “pertentangan” dapat
digunakan di antara dua buah klausa atau di antara dua buah kalimat. Contoh:
· Minat
anak-anak tamatan SMA untuk masuk Fakultas Kedokteran atau Teknik besar sekali.
Sebaliknya, untuk masuk Fakultas
Sastra sedikit sekali
· Para perusuh itu bukan dicegah melakukan penjarahan; sebaliknya, tampaknya seperti dibiarkan
oleh para petugas.
4.
Konjungsi
Pembetulan
Konjungsi pembetulan atau peralatan
adalah konjungsi yang menhubungkan dan membetulkan atau meralat kedua
konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata
melainkan, dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi melainkan untuk
menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan di antara dua buah klausa.
Klausa pertama atau klausa sebelumnya berisi pernyataan yang disertai advebia
bukan; klausa kedua berisi ralat terhadap klausa pertama. Contoh:
· Bukan dia yang datang, melainkan temannya
· Kami bukan mengejek, melainkan
mengatakan apa adanya
· Yang diundang bukan 100 orang, melainkan hanya 10 orang
b.
Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat”
digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama berisi pernyataan positif
dan klausa kedua yang meralatnya berisi pernyataan yang mengurangi kepositifan
itu. Contoh:
· Dia tidak apa-apa, hanya
kelelahan
· Rumah itu besar dan bagus, hanya halamannya sempit
· Kue ini enak rasanya, hanya
kurang manis
5.
Konjungsi
Penegasan
Konjungsi penegasan atau penguatan
adalah konjungsi yang menghubungkan menegaskan atau menguatkan. Yang termasuk
konjungsi ini adalah kata-kata bahkan,
apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula. Aturan penggunaannya adalah:
a.
Konjungsi bahkan digunakan
untuk menghubungkan “menegaskan atau menguatkan” digunakan diantara dua buah
kalimat atau klausa. Contoh:
· Anak itu memang sangat nakal. Bahkan ibunya
sendiri sering ditipunya
· Kikirnya bukan main. Bahkan
untuk makan sendiri pun dia segan mengeluarkan uang
· Orang lain menyumbang minimal Rp 10.000,00. Dia Cuma
Rp1.000,00. Bahkan itupun diberikan
dengan perasaan terpaksa
b.
Konjungsi apalagi digunakan untuk menhubungkan
“menyatakan penegasan” diletakkan diantara dua buah klausa (kalimat). Dalam hal
ini klausa (kalimat) kedua memberikan penegasan terhadap klausa (kalimat)
pertama itu. Contoh:
· Hawa di daerah itu sangat sejuk. Apalagi pada
pagi hari
· Lalu lintas di Jakarta sangat ramai. Apalagi pada jam-jam
sibuk di pagi dan siang hari
· Anak itu memang nakal sekali.Apalagi kalau jauh dari ibunya
c.
Konjungsi lagipula digunakan untuk menyatakan “hubungan penegasan” sebagai
alasan penguat terhadap pernyataan yang disebutkan pada klausa (kalimat)
pertama. Konjungsi ini diletakkan di muka klausa (kalimat) terakhir dari
beberapa klausa (kalimat) sebelumnya. Contoh:
· Mari kita makan di kedai itu; haganya murah; lagipula pelayanannya sangat baik
· Anak gadismu itu jangan kamu kawinkan dulu. Dia masih kecil.
Umurnya belum seberapa. Lagipula dia
masih ingin bersekolah
d.
Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan “menegaskan”digunakan pada awal
klausa kedua untuk menegaskan bahwa keadaan atau kejadian pada klausa pertama
tidak seberapa. Contoh:
· Sakitnya tidak parah; hanya
batuk-batuk dan masuk angin
e.
Konjungsi itupun digunakan untuk menghubungkan “menegaskan” diletakkan pada
awal klausa (kalimat). Dalam hal ini klausa (kalimat) pertama diawali dengan
adverbia hanya. Contoh:
· Hanya seribu rupiah yang dapat kubeikan kepadamu, itupun sebenarnya lembaran uangku
satu-satunya yang terakhir
f.
Konjungsi begitu juga adalah konjungsi antara kalimat. Digunakan untuk
menghubungkan menegaskan; ditempatkan pada awal kalimat kedua. Contoh:
· Anak itu bukan main nakalnya. Begitu juga dengan kakaknya
6.
Konjungsi
Pembatasan
Konjungsi pembatasan adalah
konjungsi yang menghubungkan membatasi. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata
kecuali dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.
Konjungsi kecuali digunakan untuk menghubungkan
“membatasi” diletakkan pada awal klausa (kalimat) kedua. Contoh:
· Saya
akan datang memenuhi undanganmu; kecuali kalau hujan lebat
·
Semua warga sudah setuju untuk
menyumbang masing-masing Rp 20.000,00. Kecuali Tuan Ali yang kaya raya itu
b.
Konjungsi hanya untuk menghubungkan
‘membatasi’ pada dasarnya sama dengan adverbia pembatasan hanya atau
sebagai konjungsi penegasan hanya.
7.
Konjungsi
Pengurutan
Konjungsi pengurutan adalah
konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam urutan
beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang termasuk konjungsi
pengurutan ini adalah kata-kata sesudah,sebelum,
lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata-kata
pertama, kedua, ketiga, dfan seterusnya. Konjungsi pengurutan ini bisa
digunakan satu, dua, tiga, atau beberapa sekaligus tergantung pada jumlah
klausa yang membentuk kalimat itu. Contoh:
· Mula-mula kami dipersilahkan masuk, lalu dipersilahkannya duduk, dan selanjutnya ditanya apa keperluan kami kepadanya.
8.
Konjungsi
Penyamaan
Konjungsi penyamaan adalah konjungsi
yang menhubungkan menyamakan antara dua klausa atau antara klausa dengan bagian
klausa.
a.
Konjungsi adalah digunakan
untuk menghubungkan dua bagian kalimat dimana bagian pertama merupakan maujud
yang sama dengan bagian kedua. Konjungsi ini biasa digunakan didalam konstruksi
definisi atau pembatasan. Contoh:
· Soekarno adalah Presiden pertama
Republik Indonesia.
b.
Konjungsi ialah untuk menghubungkan menyamakan secara terbatas dapat
dipergunakan sebagai varian dari konjungsi adalah. Contoh:
· Soekarno adalah
(ialah) Presiden pertama Republik Indonesia
c.
Konjungsi yaitu untuk menghubungkan
menyamakan digunakan untuk dua bagian kalimat yang maujudnya sama, biasanya
antara maujud subjekdengan aposisinya. Contoh:
· Presiden pertama Republik Indonesia, yaitu Soekarno dimakamkan di Blitar.
d.
Konjungsi yakni secara bebas dapat
digunakan untuk menggantikan konjungsi yaitu. Anak beliau ada dua orang yaitu (yakni) Ali dan Siti.
9
Konjungsi Penjelasan
Konjungsi penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan menjelaskan, dimana
klausa kedua berlaku sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada
klausa pertama. Satu-satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa.
(1)
Sebagai penjelasan wujud subjek
ditempatkan dibelakang subjek.Contoh:
· Kabar bahwa mereka akan menikah
bulan depan saya sudah tahu
(2)
Sebagai penjelasan predikat
transitif diletakkan pada awal fungsi objek. Contoh:
· Kami belum mendengar bahwa harga sembako sudah
normal lagi
(3)
Lazim juga konjungsi bahwa
ditempatkan pada awal kalimat. Contoh;
· Bahwa dia akan menikah lagi kami benar-benar belum tahu
10.
Konjungsi Penyimpulan
Konjungsi penyimpulan konjungsi yang
menghubungkan menyimpulkan. Yang termasuk konjungsi ini, antara lain maka, maka itu, jadi, karena itu, oleh
karena itu, sebab itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu.
Semua konjungsi penyimpulan ini
memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menghubungkan menyimpulkan terhadap isi
kalimat-kalimat yang disebutkan di depannya. Secara semantik perbedaannya
memang ada, yaitu bagaimana menarik kesimpulan itu. Namun semuanya dapat saling
disubstansikan. Contoh:
· Ibunya meninggal ketika dia berumur dua tahun. Ayahnya
meninggal ketika dia berusia empat tahun. Maka, sejak kecil dia sudah yatim
piatu.
11.
Konjungsi Penyebaban
Konjungsi penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab
terjadinya keadaan atau peristiwa pada klausa utama.
a.
Konjungsi karena digunakan
untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ ditempatkan pada awal klausa bawahan.
Lalu, karena klausa bawahan bias berposisi sebagai klausa pertama maupun klausa
kedua maka konjungsi karena dapat berposisi pada awal kalimat maupun pada
tengah kalimat. Contoh:
· Mereka terlambat karena jalan macet
b.
Konjungsi sebab digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘sebab’ secara umum dapat menggantikan posisi
konjungsi karena. Contoh:
Mereka terlambat karena
(sebab) jalan macet.
12.
Konjungsi Persyaratan
Konjungsi persyaratan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat
atau keadaan atau peristiwa yang terjadi pada klausa utama dalam sebuah kalimat
majemuk subordinatif.
a.
Konjungsi kalau digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu,
karena klausa bawahan ini dapat berposisi sebagai klausa pertama dan kedua,
maka konjungsi kalau bisa berada pada awal kalimat bias juga ditengah kalimat.
Contoh:
· Saya akan datang kalau diberi ongkos
b.
Konjungsi jika digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi
kalau. Contoh:
· Saya akan datang kalau (jika) diberi
ongkos.
c.
Konjungsi jikalau digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi
jika. Namun secara semantik ada perbedaan kecil. Konjungsi jikalau lebih
memberi tekanan dibandingkan konjungsi jika.
d.
Konjungsi jika digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi
kalau. Contoh:
· Saya akan datang kalau (jika) diberi ongkos.
e.
Konjungsi bilamana dan apabiila
digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk
menggantikan konjungsi bila. Hanya secara semantik konjungsi bilamana dan
apabila lebih menegaskan daripada konjungsi bila.
f.
Konjungsi asal digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ lazim digunakan dalam bahasa ragam nonformal.
Contoh:
· Saya akan datang asal diberi ongkos.
13.
Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan
dilakukannya tindakan pada klausa pertama. Yang termasuk konjungsi ini adalah
kata-kata agar, supaya, guna, dan untuk. Aturan penggunaannya adalah sebagai
berikut:
a. Konjungsi
agar digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘tujuan’ ditempatkan pada awal klausa kedua (klausa bawahan) dari
sebuah kalimat majemuk subordinatif. Karena klausa bawahan ini dapat berada
pada awal kalimat, maka konjungsi agar dapat berposisi pada awal atau pada
tengah kalimat. Contoh:
· Jalan layang dibangun di beberapa persimpangan agar lalu lintas menjadi lancar
b. Konjungsi
supaya digunakan untuk menghubungkan
menyatakan tujuan dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi agar. Simak
contoh berikut:
· Agar (supaya) tidak terlambat kita harus segera berangkat
c.
Konjungsi untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’digunakan pada
awal klausa bawahan pada sebuah kalimat
majemuk subordinatif. Contoh:
· Jalan layang dibangun untuk
melancarkan arus lalu lintas
d.
Konjungsi guna digunakna untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ dapat
digunakan sebagai pengganti konjungsi untuk.
Contoh:
· Jalan layang dibangun untuk (guna)
melancarkan arus lalu lintas
14.
Konjungsi Penyungguhan
Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal,
peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat
majemuk subordinatif. Yang termasuk angggota konjungsi ini adalah kata-kata meskipun
(meski), biarpun (biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun,
kalaupun.
Konjungsi penyungguhan ini ditempatkan pada awal klausa bawahan pada sebuah kalimat
majemuk subordinatif. Semuanaya dapat saling dipertukarkan; dank arena klausa
utama dan klausa bawahan dapat saling bertukar posisi, maka konjungsi
penyungguhan ini dapat berada pada awal kalimat, dapat juga ditengah kalimat.
Simak contoh berikut:
Meskipun
-
Biarpun
Walaupun dilarang ibu, dia pergi juga
Sekalipun
Kendatipun
15.
Konjungsi Kesewaktuan
Konjungsi
Kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua
buah peristiwa, atau tindakan antara dua buah klausa pada sebuah kalimat
majemuk atau antara dua kalimat dalam sebuah paragraf.
Konjungsi kesewaktuan yang
menghubungkan dua buah klausa adalah ketika, waktu, sewaktu, saat, tatkala,
selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, dan sementara.
Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah kalimat adalah konjungsi
ketika itu, waktu itu, saat itu, saat itu, tatkala itu, sebelum itu, sesudah
itu, sejak itu, semenjak itu, dan sementara itu.
Adapun aturan penggunaannya sebagai
berikut:
a. Konjungsi ketika digunakan untuk menghubungkan menyatakan
saat waktu yang sama antara kejadian, tindakan, atau peristiwa yang terjadi
pada klausa yang satu dengan pada sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Contoh:
·
Beliau datang ketika kami
sedang makan
·
Ketika petugas lengah, cepat-cepat dia melarikan diri.
b. Konjungsi, waktu, sewaktu, saat, dan tatkala secara umum
dapat digunakan untuk menggantukan konjungsi ketika.
c. Konjungsi selagi digunakan untuk menghubungkan menyatakan
durasi yang sama yang terjadi antara dua buah klausa dalam sebuah kalimat
majemuk subordinatif.
Contoh:
·
Selagi kami makan dia menunggu di
luar
·
Dia bermain-main selagi kami belajar
d. Konjungsi sementara secara umum dapat digunakan untuk
menggantikan konjungsi selagi. Simak contoh berikut:
e. Konjungsi sebelum digunakan untuk menghubungkan menyatakan
waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘sebelum’
terjadinya kejadian, peristiwa atau tindakan pada klausa bawahan. Contoh:
·
Dia mandi dulu sebelum makan
pagi
·
Sebelum pergi disiapkannya dulu semua perlengkapan yang akan dibawa.
·
Beliau sudah hadir sebelum kami
tiba.
f. Konjungsi sesudah digunakan untuk menghubungkan
menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi
‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa bawahan.
Contoh:
·
Sesudah makan, kami mencuci piring
·
Saya baru bisa membayar hutang itu,
sesudah menerima gaji
·
Sesudah menyiapkan perlengkapan, kami segera berangkat.
g. Konjungsi setelah secara umum dapat digunakan untuk
menggantikan konjungsi sesudah.
h. Konjungsi sejak digunakan untuk menghubungkan menyatakan
waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘berawal’
ketika kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa bawahan terjadi.
·
Sejak ayahnya meninggal, anak itu berhenti sekolah
· Dia tidak berani lagi naik sepeda motor sejak tabrakan
itu terjadi
·
Kemacetan lalu lintas di Jakarta
terjadi sejak pertambahan kendaraan bermotor tidak terkendalikan.
Catatans:
(1) Konjungsi
sejak secara dapat diganti oleh konjungsi semenjak.
(2) Disamping
sebagai konjungsi, ada juga sejak (semenjak) yang berkategori preposisi.
i. Konjungsi ketika itu digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘waktu yang sama’ akan kejadian, peristiwa, atau tindakan yang
terjadi di antara dua buah kalimat yang berurutan. Contoh:
·
Pencuri berhasil masuk ke dalam
rumah kami. Ketika itu kami masih terlelap tidur.
·
Bung Karno memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. ketika itu saya
baru saja dilahirkan.
·
Gelombang pasang menghantam
rumah-rumah penduduk di Jakarta Utara. Ketika itu PBB sedang mengadakan
konfrensi perubahan cuaca di Bali.
j. Konjungsi waktu itu, saat itu, dan tatkala itu secara umum
dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi ketika itu.
k. Konjungsi sebelum itu digunakan
untuk menghubungkan menyatakan ‘sebelum’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau
tindakan pada kalimat berikut. Contoh:
·
Kini dia tinggal di Jakarta. Sebelum
itu dia pernah tinggal di Medan
·
Sekarang dia dapat hidup dengan
layak. Sebelum itu dia hanya bisa makan sehari sekali.
·
Balatentara Jepang dengan mudah
menguasai Batavia. Sebelum itu mereka terlebih dahulu telah menaklukkan
Singapura.
l. Konjungsi sesudah itu digunakan untuk
menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada kalimat
pertama terjadi ‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan pada
kaliman berikutnya. Contoh:
·
Pukul tujuh tepat kami menyantap
sarapan kami. Sesudah itu kami berangkat ke kantor.
·
Polisi menatapkan kami tidak
bersalah. Sesudah itu kami diijinkan pulang.
Catatan :
(1) Konjungsi
setelah itu dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah
itu.
(2) Konjungsi
sesudah itu dan setelah itu dapat juga berfungsi sebagai
konjungsi pengurutan.
m. Konjungsi
sementara itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan kesamaaan waktu
antara kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama
dengan kedua kalimat yang mengikutinya. Contoh:
·
Saya akan mandi. Sementara itu Anda
boleh membaca-baca diruang ini
·
Kalian boleh melihat-lihat dulu
pemandangan alam di sini. Sementara itu, kami akan mengurus penginapan
kalian.
·
Bapak-bapak pergi menunaikan salat
Jum’at. Sementara itu ibu-ibu sibuk menyiapkan makan siang.
.
Konjungsi sejak itu digunakan
untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu mulai’akan kejadian, peristiwa, atau
tindakan yang terjadi pada kalimat kedua berhubungan dengan kejadian, peristiwa,
atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama. Contoh:
·
Ayahnya meninggal akibat kecelakaan
lalu lintas. Sejak itu dia hanya tinggal bersama ibunya.
dia
hilang tak tentu rimbanya.
·
Sebuah pasar swalayan berdiri tidak
jauh dari tempat tinggalnya. Sejak itu tokonya menjadi sepi pembeli.
16.
Konjungsi
Pengakibatan
Konjungsi pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat
atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa
utama terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa
bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah konjungsi sampai, hingga, dan sehingga.
Simak contoh penggunaannya.
·
Pencuri naas itu dipukuli orang
banyak sampai mukanya babak belur
·
Dia harus berlalri mengejar waktu, hingga
napasnya tersengal-sengal.
·
Saya banyak mengeluarkan uang untuk
keperluan itu sehingga tabungan saya ludes.
17.
Konjungsi
Perbandingan
Konjungsi perbandingan adalah
konjungsi untuk menghubungkan menyatakan bahwa kejadian, peristiwa, atau
keadaan yang terjadi pada klausa utama sama atau mirip seperti yang terjadi
pada klausa bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata seperti, sebagai, laksana, dan seumpama.
Simak contoh berikut:
·
Dimakannya nasi itu dengan lahap seperti orang tiga hari belum makan.
·
Dengan cepat dirampasnya tas
perempuan itu sebagai elang
menyambar anak ayam.
·
Kagetnya bukan main laksana mendenga suara guruh di siang
bolong.
· Gaduh dan ramainya mereka bukan kepalang seumpama anak ayam kehilangan
induknya.
Konjungsi yang mudah kudapat " DECOIL"
Kata penghubung
yang kedudukannya sederajat atau setara terdiri dari beberapa hal berikut:
- Menggabungkan biasa; dan, dengan, serta.
- Menggabungkan memilih: atau
- Menggabungkan mempertentangkan: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya
- Menggabungkan membetulkan: melainkan, hanya
- Menggabungkan menegaskan: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan
- Menggabungkan membatasi: kecuali, hanya
- Menggabungkan mengurutkan: lalu, kemudian, selanjutnya
- Menggabungkan menyamakan: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah
- Menggabungkan menyimpulkan: jadi, karena itu, oleh sebab itu
Kata penghubung
yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat dibedakan
sebagai berikut:
- Menyatakan sebab: sebab dan karena
- Menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, dan asal
- Menyatakan tujuan: agar dan supaya
- Menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
- Menyatakan akibat: sampai, hingga, dan sehingga
- Menyatakan sasaran: untuk dan guna
- Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, dan laksana
- Menyatakan tempat: tempat
0 komentar:
Posting Komentar